image1 image2 image3

Selamat datang di blog saya|disini terdapat beberapa potret pembangunan indonesia|yang dibahas dengan rinci|aktual dan terpercaya|inilah|Neraca Pembangunan Nusantara

Melihat Senyum dan Tangis Anak Bangsa


Hai, hai, hai.... How are you guys ? Fine ? okay... Masih penasaran tentang gimana ya upaya pemerintah dalam mengatasi berbagai fenomena penerus bangsa di bidang pendidikan ?. Mau tau aja apa mau tau banget nih. Hehehe, Okelah kawan-kawan jangan buang banyak waktu lagi, nih silahkan disimak baik-baik ya. selamat membaca.

Pendidikan, merupakan kata yang tidak asing ditelinga kita. Ya, pendidikan merupakan kegiatan, mendengar, melihat, meraba serta menagkap berbagai bidang pelajaran yang biasanya di tularkan oleh orang lain, ataupun media (otodidak). Pendidikan di Indonesia menjadi sebuah tolak ukur kemampuan secara obyektif pada bidang tertentu. Dan di indonesia, pendidikan sangatlah penting karena untuk mencari pekerjaan, memang diutamakan orang yang berpendidikan/berpengalaman.

Pendidikan juga berguna untuk membentuk karakter penerus bangsa yang bisa membawa negara kita menuju ke Kemajuan Nusantara dalam Dunia.
Namun, perlu kawan-kawan tau. Dalam sistem pendidikan kita ini masih banyak kendala yang melanda. Seperti kualitas guru dan jumlah guru yang minim, keterbatasan alat peraga, serta akses menuju pendidikan yang modern sangatlah sulit. Ini pula yang mendorong banyaknya urbanisasi menuju perkotaan. Agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih bagus dari sebelumnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementrian Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia mencanangkan beasiswa S1 bagi guru-guru yang belum S1. Sehingga bisa memperbaiki kualitas guru di negara ini. Tak hanya berhenti disitu saja, perbaikan kurikulum pendidikan pun selalu di jalankan, agar kualitas pendidikan di Nusantara semakin meningkat. Namun, perbaikan kurikulum di negara ini pun juga mengalami kendala. Terutama kurikulum terbaru yakni Kurikulum 2013 atau biasa orang-orang menyebutnya K-13. Kendala-kendala yang dialami K-13 mungkin merupakan suatu kendala yang terjadi diluar penalaran pemerintah.
Terjadi perlawanan masyarakat terhadap kurikulum yang dicanangkan oleh Kemendikbud ini. Masyarakat merasa anak-anaknya dipaksa mempelajari materi sendiri tanpa dijelaskan, iya jika sumber daya manusia di Indonesia mumpuni, jika tidak ? gimana pendapat kalian temen-temen. Mampu nggak sumber daya manusia di Indonesia mengatasinya ? Hmm.. ini menjadi PR pemerintah ya kawan-kawan.

Tak hanya itu saja temen-temen. Permasalahan di dunia pendidikan sangatlah banyak jika kita selidiki satu persatu, tapi disini saya akan lebih fokus kepada apa saja yang dialami anak bangsa yang berkeinginan menjadi seseorang yang pandai.

Kalian tahu ? Tidak semua dari anak negeri bisa menikmati bangku sekolah, ataupun mencium harumnya kertas yang akan ditoreh tinta. Bnyak anak negeri yang berkeinginan untuk sekolah, tapi apa daya mereka tidak punya cukup uang untuk bersekolah. Jangankan untuk bersekolah, untuk makan saja kadang-kadang sulit. Sehingga menimbulkan berkurangnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dan menambah jumlah anak negeri yang miskin Ilmu. Betapa kasihannya mereka. Walaupun pemerintah telah mencanangkan program beasiswa bagi orang yang tidak mampu dan menegeluarkan program Kartu Indonesia Pintar untuk memudahkan rakyat menengah menyekolahkan anaknya. Tapi, seperti yang kita lihat, banyak anak-anak terlantar di pinggir jalan dan meminta-minta karena dia bilang belum makan. Sungguh malang nasib mereka. Ini merupakan salah satu gambar, betapa hilangnya kualitas sumberdaya manusia di Indonesia ini.



Jika begini terus, bagaimana nanti penerus bangsa bisa menata bangsa yang sudah amburadul ini. Apakah mereka sanggup, apakah mereka mampu, jika makan hanya sisa orang, tidur hanya di pinggir rumah orang, ilmu tak punya, bahkan mereka sering menerima caci dan maki orang disekitarnya. Hmm.. sungguh pemandangan yang miris, benar begitu kawan-kawan ?.

Maka dari itu, kita sebagai masyarakat yang peduli akan kemajuan Negara, jangan lelah mengingatkan pemerintah kita. Jika kita dekat dan selalu saling berkomunikasi maka kemajuan Nusantara akan benar-benar terwujud.

Tak hanya berhenti disitu, pemandangan yang lebih miris adalah dimana anak negeri tidak mau dibina dan ingin menjalani hidup begitu-begitu saja yang ‘penting bahagia’ katanya. Kalian tahu siapa mereka temen-temen ?



Mereka adalah anak Punk. Yang katanya ingin menghapus penindasan dan mengibarkan kebebasan. Walaupun maksud mereka baik, namun cara mereka yang salah. Mereka mau mengibarkan kebebasan, namun mereka kadang melakukan penindasan, apakah itu yang namanya kebebasan ?.

Mereka mungkin ingin mengibarkan kemerdekaan untuk mereka sendiri sehingga lupa dengan orang lain. Sebenarnya mereka tidak ingin dibina dan memberontak adalah mereka tertekan atas semua perilaku orang terhadapnya, sehingga jika sesorang yang mentalnya tidak kuat menahan itu semua, kemungkinan besar ia bisa menjadi salah satu dari anak punk yang ingin mengibarkan kebebasan.

Latar belakang mereka sangatlah berbeda-beda, dan yang paling banyak adalah anak dari orang yang terlalu sibuk dan kurangnya kasih sayang serta perhatian kepada anak tersebut. Sehingga anak tersebut menjadi pemberontak. Atau bisa dari kalangan bawah yang sudah dari kecil hidup dijalan dan tak mengerti akan sosialisme masyarakat.

Gimana temen-temen ? apa kalian yakin anak bangsa yang terus dibiarkan begini akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang ? Hai.. bapak Mentri dan bejabat-pejabat. Tidakkah kalian dengar jeritan-jeritan dari anak bangsa yang sangat ingin mencium indahnya keluarga dan harumnya bangku sekolah. Maka tolong, Pendidikan itu utama, demi membentuk Sumberdaya Manusia yang sempurna, maka kita sebagai pelajar harus memiliki pendidikan yang sempurna pula. Jika memang hanya ini dan hanya begini Indonesia nanti. Maka tidurlah dalam kamar yang nyaman dan wangi sementara anak-anakmu berada dijalan membawa kekesalan,kelaparan serta kebodohan untuk negara.

Bangkit Untuk Nusantara Tercinta
Salam Anak Bangsa..

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar